BAB
I
PENDAHULUAN
Ilmu
linguistik umum adalah ilmu yang
mempelajari tentang bahasa. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita
bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu
fisika, kedokteran, sosiologi, ilmu susastra, dan psikologi. Meskipun dalam
dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan
hanya linguistik,
tetapi linguistik
tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa; sedangkan ilmu
lain tidak demikian.
Dalam
bahasa Indonesia kata linguistik
bukan berarti ilmu tentang bahasa, tetapi juga berarti bahasa itu sendiri, atau
mengenai bahasa.
Studi
linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama
yang disebut tahap spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan
klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori.
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH
LINGUISTIK
Studi
linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama
yang disebut tahap spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan
klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori.
Pada
tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bshasa tidak didasarkan pada
data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Umpamanya,
pernyatan Andreas Kemke, seorang ahli filologi dari Swedia pada abad ke-17 yang
menyatakan bahwa Nabi Adam dulu di surga berbicara dalam bahasa Denmark,
sedangkan ular berbicara dalam bahasa Prancis, adalah tidak dapat dibuktikan
kebenarannya karena tidak didukung oleh bukti empiris. Begitu jug dengan
pendapat suku Dayak Iban di Kalimantan yang menyatakan bahwa manusia tadinya
hanya punya satu bahasa tetapi kemudian karena mereka mabuk cendawan, mereka
menjadi berbicara dalam berbagai bahasa.
Pada
tahap klasifikasi dan observasi para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan
penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada
merumuskan teori. Karena itu, pekerjaan mereka belum dapat dikatakan bersifat
ilmiah.
Pada
tahap ketiga, dimana bahasa yang diteliti bukan hanya diamati dan di
klasifikasi, tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.
Dalam
sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham,
pendekatan dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling
berlawanan, dan membingungkan, terutama bagi para pemula. Berikut akan di
bicarakan sejarah, perkembangan, paham dan beberapa aliran linguistik dari
zaman purba sampai zaman mutakhir secara sangat singkat dan sangat bersifat
umum.
1.
Linguistik
Tradisional
Istilah tradisional dalam
linguistik sering di pertentengkan dengan istilah struktural, sehingga dalam
pendidikan formal ada istilah tata bahasa tradisional dan tata bahasa
struktural. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan
semantik, sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri
formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu.
2.
Linguistik
Strukturalis
Linguistik strukturalis berusaha
mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki
bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau
pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang di kemukakan
oleh Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
3.
Linguistik
Transformasional
Dunia
ilmu, termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis, melainkan
merupakan kegiatan yang dinamis; berkembang terus, sesuai dengan filsafat ilmu
itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Linguistik
struktural lahir karena tidak puas dengan pendekatan dan prosedsur yang yang
digunakan linguistik tradisional dalam menganalisis bahasa. Kemudian orang pun
merasa bahwa model struktural juga banyak kelemahannya, sehingga lahirlah
aliran yang agak berbeda, meski masih banyak persamaannya, dengan model
struktural semula. Perubahan total terjadi dengan lahirnya linguistik
transformasional yang mempunyai pendekatan dan cara yang berbeda dengan
linguistik struktural.
4.
Tentang
Linguistik Di Indonesia
Sebagai
negeri yang sangat luas yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan berbagai
bahasa daerah yang berbeda pula, maka Indonesia sudah lama menjadi medan
penelitian linguistik. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan
oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan
pemerintah kolonial.
Konsep-konsep
linguistik modern seperti yang di kembangkan oleh Ferdinand de Saussure sudah
bergema sejak awal abad XX (buku de Saussure terbit 1913). Namun tampaknnya
gema linguistik modern baru tiba di Indonesia pada akhir sekali tahun 50-an.
Pendidikan formal linguistik di Fakultas Sastra (yang jumlahnya juga belum
seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun 50-an masih
terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat
normatif.
Sejalan
dengan perkembangan dan makin semaraknya studi linguistik, yang di barengi
dengan munculnya linguis-linguis Indonesia, baik yang tamatan luar negeri
maupun dalam negeri, maka semakin dirasakan perlunya suatu wadah untuk berdiskusi,
bertukar pengalaman, dan mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Penyelidikan
terhadap bahasa-bahasa Indonesia dan bahasa nasional Indonesia, banyak pula
dilakukan orang diluar Indonesia.
Sesuai
dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa negara,
maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian
linguistik dewasa ini, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Secara
nasional bahasa Indonesia telah memunyai sebuah buku tata bahasa baku dan
sebuah kamus besar yang disusun oleh para pakar yang handal.
BAB III
KESIMPULAN
Studi
linguistik mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu tahap pertama yang disebut
tahap spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan
tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori.
Pada
tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bshasa tidak didasarkan pada
data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka.
Pada
tahap klasifikasi dan observasi para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan
penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada
merumuskan teori.
Pada
tahap ketiga, dimana bahasa yang diteliti bukan hanya diamati dan di
klasifikasi, tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.
Pada
awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan
Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah kolonial. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa
Indonesia dan bahasa nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang di
Indonesia dan orang diluar Indonesia.
Sesuai
dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa negara,
maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian
linguistik dewasa ini, baik didalam negeri maupun diluar negeri.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2003.
Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar