Rabu, 29 Agustus 2012

Sejarah Linguistik


BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu linguistik umum adalah  ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, kedokteran, sosiologi, ilmu susastra, dan psikologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa; sedangkan ilmu lain tidak demikian.
Dalam bahasa Indonesia kata linguistik bukan berarti ilmu tentang bahasa, tetapi juga berarti bahasa itu sendiri, atau mengenai bahasa.
Studi linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama yang disebut tahap spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori.











BAB II
PEMBAHASAN

SEJARAH LINGUISTIK
Studi linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama yang disebut tahap spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori.
Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bshasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Umpamanya, pernyatan Andreas Kemke, seorang ahli filologi dari Swedia pada abad ke-17 yang menyatakan bahwa Nabi Adam dulu di surga berbicara dalam bahasa Denmark, sedangkan ular berbicara dalam bahasa Prancis, adalah tidak dapat dibuktikan kebenarannya karena tidak didukung oleh bukti empiris. Begitu jug dengan pendapat suku Dayak Iban di Kalimantan yang menyatakan bahwa manusia tadinya hanya punya satu bahasa tetapi kemudian karena mereka mabuk cendawan, mereka menjadi berbicara dalam berbagai bahasa.
Pada tahap klasifikasi dan observasi para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada merumuskan teori. Karena itu, pekerjaan mereka belum dapat dikatakan bersifat ilmiah.
Pada tahap ketiga, dimana bahasa yang diteliti bukan hanya diamati dan di klasifikasi, tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham, pendekatan dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan, dan membingungkan, terutama bagi para pemula. Berikut akan di bicarakan sejarah, perkembangan, paham dan beberapa aliran linguistik dari zaman purba sampai zaman mutakhir secara sangat singkat dan sangat bersifat umum.
1.        Linguistik Tradisional
Istilah tradisional dalam linguistik sering di pertentengkan dengan istilah struktural, sehingga dalam pendidikan formal ada istilah tata bahasa tradisional dan tata bahasa struktural. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu.

2.        Linguistik Strukturalis
Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang di kemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.

3.        Linguistik Transformasional
Dunia ilmu, termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis, melainkan merupakan kegiatan yang dinamis; berkembang terus, sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Linguistik struktural lahir karena tidak puas dengan pendekatan dan prosedsur yang yang digunakan linguistik tradisional dalam menganalisis bahasa. Kemudian orang pun merasa bahwa model struktural juga banyak kelemahannya, sehingga lahirlah aliran yang agak berbeda, meski masih banyak persamaannya, dengan model struktural semula. Perubahan total terjadi dengan lahirnya linguistik transformasional yang mempunyai pendekatan dan cara yang berbeda dengan linguistik struktural.

4.        Tentang Linguistik Di Indonesia
Sebagai negeri yang sangat luas yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah yang berbeda pula, maka Indonesia sudah lama menjadi medan penelitian linguistik. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Konsep-konsep linguistik modern seperti yang di kembangkan oleh Ferdinand de Saussure sudah bergema sejak awal abad XX (buku de Saussure terbit 1913). Namun tampaknnya gema linguistik modern baru tiba di Indonesia pada akhir sekali tahun 50-an. Pendidikan formal linguistik di Fakultas Sastra (yang jumlahnya juga belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun 50-an masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif.
Sejalan dengan perkembangan dan makin semaraknya studi linguistik, yang di barengi dengan munculnya linguis-linguis Indonesia, baik yang tamatan luar negeri maupun dalam negeri, maka semakin dirasakan perlunya suatu wadah untuk berdiskusi, bertukar pengalaman, dan mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa Indonesia dan bahasa nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang diluar Indonesia.
Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Secara nasional bahasa Indonesia telah memunyai sebuah buku tata bahasa baku dan sebuah kamus besar yang disusun oleh para pakar yang handal.  





















BAB III
KESIMPULAN

Studi linguistik mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu tahap pertama yang disebut tahap spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut tahap perumusan teori.
Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bshasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka.
Pada tahap klasifikasi dan observasi para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada merumuskan teori. 
Pada tahap ketiga, dimana bahasa yang diteliti bukan hanya diamati dan di klasifikasi, tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah kolonial. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa Indonesia dan bahasa nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang di Indonesia dan orang diluar Indonesia.
Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik didalam negeri maupun diluar negeri.







DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar