ABSTRAK
ANALISIS
PUISI SAJAK PUTIH KARYA CHAIRIL ANWAR BERDASARKAN PENDEKATAN STILISTIKA,
OLEH: ENENG TITA KARTIKA SARI
Kata kunci: Sastra, Stilistika, dan
Puisi.
Makalah ini di latar belakangi oleh karya
sastra yang merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra
diciptakan untuk dinikmati dan diapresiasi.
Stilistika merupakan ilmu gaya bahasa yang bisa
digunakan untuk mengkaji sebuah karya sastra yang bisa lebih memahami makna
yang sesungguhnya yang terdapat dalam sebuah puisi secara mendetail.
Analisis data yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif dan metode deskriptif kuantitatif.
Dalam puisi sajak putih diceritakan
bahwa ada dua insan manusia yang saling mencintai tetepi tidak berani untuk menyampaikan
perasaannya masing-masing, tetapi meskipun begitu mereka tetap berjanji akan
saling mencintai selamanya.
Jadi, stilistika adalah ilmu gaya bahasa
yang digunakan untuk mengkaji suatu makna, secara manyeluruh kajian stilistika
berperan untuk membantu menganalisis dan memberikan gambaran secara lengkap
bagaimana nilai sebuah karya sastra. Seperti pada puisi sajak putih yang
menggambarkan tentang dua insan manusia yang tidak mempunyai keberanian untuk
menyatakaan perasaannya.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-nya kepada penulis sehingga makalah ini selesai tanpa ada
halangan apapun. Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli penulis pada
dunia pendidikan dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah “Apresiasi Dan Kajian Puisi” .
Dalam
proses pendalaman materi pendekatan stilistika dalam analisis puisi dan
aplikasinya ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan saran,
untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Ayah
bunda tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.
Sungguh segala darma baktiku tidak layak disejajarkan dengan ketulusan mereka
berdua.
2. Dosen
pembimbing ibu Rae Dadela, S.S, M.Pd., yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Demikian
makalah ini penulis buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun
pendengar, dan dapat menjadi setitik harapan dalam ilmu pengetahuan khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Baleendah, 01 juli 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Abstrak
Kata
Pengantar................................................................................................. i
Daftar
Isi.......................................................................................................... ii
BAB
I Pendahuluan......................................................................................... 1
1.1
Latar belakang Masalah...................................................................... 1
1.2
Rumusan masalah............................................................................... 1
1.3
Tujuan................................................................................................. 2
1.4
Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II Kajian Teori......................................................................................... 3
BAB III Metodologi
Penelitian....................................................................... 6
3.1
Data dan Sumber Data....................................................................... 6
3.2
Metode Pengumpulan Data................................................................ 6
3.3
Metode Analisis Data......................................................................... 7
BAB IV Pembahasan....................................................................................... 9
BAB V Penutup............................................................................................... 14
Daftar pusaka................................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran
manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini
setiap penulis memiliki cara dalam mengemukakan gagasan dan gambarannya untuk menghasilkan
efek-efek tertentu bagi pembacanya, Secara manyeluruh kajian stilistika
berperan untuk membantu menganalisis dan memberikan gambaran secara lengkap
bagaimana nilai sebuah karya sastra.
Pada lingkupnya puisi diciptakan oleh seseorang
dengan melukiskan dan mengekpresikan watak-watak yang penting si pengarang,
bukan hanya menciptakan keindahan semata. Dalam puisi membutuhkan efek-efek
emotif yang mempengaruhi karya sastra seperti: kebahasaan, paduan bunyi,
penggunaan tanda baca, cara penulisaan, dan lain sebagainya. Dengan demikian
kriteria tersebut akan membantu dalam menganalisis sebuah karya sastra.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas dapat disusun beberapa rumusan masalah seperti diawah
ini:
1. Apa
yang dimaksud dengan stilistika ?
2. Teori-teori
apa sajakah yang berhubungan dengan kajian stilistika ?
3. Apa
tujuan dengan adanya kajian stilistika ?
1.3
Tujuan
Kajian Stilistika
Secara umum penulis
bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang stilistika, teori-teori
yang berhubungan dengan stilistika, stilistika sebagai salah satu kajian untuk
menganalisis sebuah karya sastra, dan penerapan pendekatan stilistika pada
sebuah karya sastra (puisi).
1.4
Manfaat
kajian stilistika
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
menentukan rencana pembelajaran apresiasi kajian puisi, mengkaji atau
menganalisis puisi atau karya sastra lainnya, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang lainnya.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Stilistika berasal dari istilah stylistics dalam bahasa inggris. Istilah stilistika atau Stylistic terdiri dari dua kata style dan ics. Stylist adalah pengarang atau pembicara
yang baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam mode. ics atau ika adalah ilmu, kaji, telaah. Jadi dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stilistika merupakan ilmu gaya
bahasa.
Teori yang diambil yaitu menurut
Nurhayati Pada Tahun 2008. Menurut Nurhayati unsur utama pembentuk puisi selain
bahasa adalah sebagai berikut:
1. Struktur
Fisik Puisi
Struktur fisik puisi,
atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan
oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi
hal-hal sebagai berikut :
1) Diksi
Pemilihan kata yang sangat erat
kaitannya dengan hakikat puisi yang penuh pemadatan. Oleh karena itu, penyair
harus pandai memilih kata-kata agar komposisi bunyi rima dan iramanya memiliki
kedudukan yang sesuai dan indah.
2) Citraan
Merupakan penggunaan bahasa untuk
menggambarkan objek-objek, tindakan, perasaan, pikiran, ide, pernyataan,
pikiran dan setiap pengalaman indera atau pengalaman indera yang istimewa. Dalam
hal ini yang dimaksud citraan yang meliputi gambaran angan-angan dan penggunaan
bahasa yang menggambarkan angan-angan tersebut.
3) Kata-kata
konkret
Merupakan kata yang dapat melukiskan
dengan tepat, membayangkan dengan jitu apa yang hendak dikemukakan oleh
pengarang. Ataupun menurut Tarigan bahwa kata-kata konkret merupakan salah satu
cara membangkitkan daya bayang imajinasi para penikmat puisi.
4) Bahasa
figuratif
Bahasa yang
digunakan untuk memperoleh kepuitisan, penyair menggunakan bahasa figuratif,
yaitu bahasa kiasan atau majas. Menurut Ratna majas adalah pilihan kata tertentu
sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek
keindahan.
5) Rima
dan ritma
Merupakan
pengulangan bunyi dalam puisi, dengan pengulangan bunyi tersebut, puisi menjadi
merdu bila dibaca.
2. Strukur
Batin Puisi
Struktur batin puisi,
atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1)
Tema/ makna
(sense)
Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata,
baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2)
Rasa
(feeling)
Yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan
yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan
latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat,
usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung
pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi
saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3)
Nada (tone)
Yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap
bodoh dan rendah pembaca, dan lain sebagainya.
4)
Amanat/ tujuan/
maksud (intention)
Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong
penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Data
Dan Sumber Data
1.
Data
Data yang akan di kaji
dalam penelitian ini adalah puisi yang berjudul Sajak Putih yang di metaforkan
sebagai sisi kehidupan manusia.
2.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diambil dari beberapa
situs di internet dan buku Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan
Penerapannya yang diterbitkan oleh PT. Pustaka Pelajar tahun 2009 dengan jumlah
273 halaman.
3.2 Metode
Pengumpulan Data
1.
Metode
Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah
metode yang digunakan untuk menemukan masalah yang diteliti dengan memanfaatkan
pustaka. Dalam hal ini masalah yang akan diteliti adalah tentang pendekatan stilistika
dalam puisi “Sajak Putih” karya Chairil
Anwar.
Hal yang sangat mendasari
peneliti mengambil sajak ini adalah karena sajak ini menceritakan “Sajak Putih”
yang di metaforkan sebagai sisi kehidupan manusia.
3.3 Metode
Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh melalui metode pengumpulan data, sehingga dapat dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Yudin, 2007:81). Metode yang
digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif kualitatif dan metode
deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang
digunakan untuk memaparkan (mendeskripsi) informasi tertentu, suatu gejala,
peristiwa, kejadian sebagaimana adanya. Pada penelitian deskriptif tidak
diadakan perlakukan terhadap variabel-variabel yang akan di deskripsikan dan tidak
menggunakan angka-angka (Anggoro, dkk, 2007:65).
Dalam menganalisis data, maka ada beberapa prosedur yang akan digunakan
diantaranya.
1.
Identifikasi Data
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap identifikasi data
adalah sebagai berikut:
a.
Memasukkan data yang penting dan benar-benar
dibutuhkan;
b.
Hanya memasukkan data yang bersifat objektif; dan
c.
Hanya memasukkan data yang outentik.
2.
Klasifikasi Data
a.
Pengklasifikasian data yaitu penggolongan aneka ragam
data itu ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya terbatas.
b.
Koding yaitu usaha mengklasifikasikan uraian data
dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu.
3.
Interpretasi Data
Dalam
interpretasi data merupakan acuan penarikan kesimpulan, penulis menggunakan
metode deduksi. Metode deduksi adalah suatu pola pemikiran untuk mengambil
kesimpulan dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum untuk mengajak kepada
hal-hal yang khusus. Metode ini digunakan untuk menganalisa menentukan data
tentang pengkajian stilistika dalam puisi Sajak Putih karya Chairil Anwar.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Analisis puisi pada “sajak putih” karya
chairil anwar berdasarkan teori stilistika.
SAJAK
PUTIH
Oleh:
Chairil Anwar
Bersandar
pada tari warna pelangi
Kau
depanku bertudung sutra senja
Di
hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum
rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi
menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak
muka air kolam jiwa
Dan
dalam dadaku memerdu lagu
Menarik
menari seluruh aku
Hidup
dari hidupku, pintu terbuka
Selama
matamu bagiku menengadah
Selama
kau darah mengalir dari luka
Antara
kita Mati datang tidak membelah.........
Struktur fisik puisi
1. Diksi
Kata-kata dalam puisi
“Sajak putih” memiliki makna kiasan yang harus dipahami secara seksama dan
menyeluruh, seperti pada baris ke tiga “Di hitam matamu kembang mawar dan
melati”, Mawar dan melati mengandung majas metafora yang berarti lain, sesuatu
yang indah atau cinta yang murni dan menggairahkan seperti keindahan bunga
mawar (yang merah) dan melati (putih) yang mekar. Dengan demikian penggunaan
kata metafora dalam puisi tersebut cukup menjadi perhatian. Penyair menggunakan
kata-kata tersebut untuk membandingkan sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan
makna metafora.
2. Citraan
Citraan dalam karya
sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi pembaca. Pada
dasarnya citraan kata terefleksi melalui bahasa kias. Citraan kata meliputi
penggunaan bahasa untuk menggambarkan objek-objek, tindakan, pikiran, perasaan,
ide, dan setiap pengalaman indera istimewa. Citraan dibuat dengan pemilihan
kata (diksi) Dalam puisi “sajak putih” penyair memanfaatkan citraan untuk
menghidupkan imaji pembaca melalui ungkapan tidak langsung. Seperti citraan
visual (penglihatan) terlihat pada baris kedua dan kedelapan yaitu “Kau depanku dan menarik menari”. Citraan
indera (pencium), terlihat pada bait keempat yaitu “Harum rambutmu”. Citraan
indera (pendengaran) terlihat pada baris kelima yaitu “Sepi menyayi”. Jadi
kesimpulanya dari “sajak putih” adalah
memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imaji pembaca dalam merasakan apa yang
dirasakan oleh penyair. Citraan membantu pembaca dalam menghayati makna puisi.
Puisi “sajak putih” memanfaatkan citraan penglihatan, penciuman, dan
citraan pendengaran
3. Kata-kata
konkret
Pada puisi ini
ditemukan diksi yang berupa kata-kata konkret yang dapat membangkitkan citraan
seperti penglihatan, penciuman, pendengaran. Kata-kata konkret tersebut sangat
jelas menunjukan sikap tindakan baik dari penyair maupun dari pembaca.
Kata-kata konkret tersebut bertujuan untuk menggambarkan unsur-unsur puisi
secara tepat agar pembaca dapat merasakan keadaan yang dirasakan penyair.
4. Bahasa
figuratif
Dalam puisi “sajak
puitih” karya chairil anwar bahasa figuratif yang muncul yaitu pada baris
ketiga, yaitu “dihitam matamu kembang mawar dan melati”, merupakan majas
metafora yang bersifat membandingkan sesuatu secara langsung. Selain itu pula
muncul majas repetisi pada baris kesembilan, yaitu terjadi pengulangan kata, “Hidup
dari hidupku”.
5. Rima
dan ritma
Puisi “sajak putih”
secara keseluruhan didominasi dengan adanya vokal /a/, /i/, dan /u/. Asonansi
vokal /a/ terdapat pada baris puisi yaitu baris 2, 4, 5, 6, 9, 10, 11, dan 12.
Misalnya asonansi vokal (a), terletak pada baris kedua yaitu Kau depanku
bertudung sutra senja, dan pada baris keempat yaitu Harum rambutmu mengalun
bergelut senja. Asonansi vokal (i) terletak pada baris pertama yaitu Bersandar
pada tali warna pelangi dan pada baris ketiga yaitu Dihitam matamu kembang
mawar dan melati. Dari asonansi vokal diatas dapat disimpulkan bahwa puisi ini
mempunyai irama yang tepat dan beraturan yakni irama vokal i i a a, Sehingga
dengan variasi dan irama pada puisi tersebut menimbulkan sebuah irama yang
menciptakan sebuah irama yang indah.
Struktur
Batin Puisi
1. Tema
(sense)
Merupakan hal yang
ingin disampaikan oleh pengarang. Dalam puisi sajak putih menceritakan seorang
gadis yang sangat cantik yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan memikat
terhadap seorang pria yang membuat pria tersebut merasa terharu dan tertarik
terhadapnya. Tetapi kedua insan tersebut belum ada kesiapan untuk saling
menyatakan perasaannya masing-masing, mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata
yang diucapakn, mereka hanya berbicara didalam hatinya masing –masing, tetapi
si pria tersebut mempunyai banyak harapan bahwa gadis tersebut mencintainya. Kedua
insan tersebut berjanji bahwa sampai kapanpun mereka tak akan terpisahkan.
2. Perasaan
(feeling)
Perasaan yang
ditekankan pada puisi ini adalah rasa bahagia karena kedua insan yang tadinya
tidak mempunyai keberanian untuk saling menyatakan perasannya, tetapi pada
akhirnya mereka mempunyai keberanian untuk saling menyatakaan perasaannya. Karena
cinta yang dimiliki oleh kedua insan tersebut sangat tulus dan suci.
3. Nada
(tone)
Nada yang ditunjukan
dalam puisi sajak putih ini adalah kegembiraan dan kebahagiaan. Nada gembira dan
bahagia ini muncul karena, rasa gembira seorang pria yang memiliki seorang
gadis yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan suci terhadapnya yang terlihat
pada kata tali warna pelangi, sutra senja, menarik menari. Maka munculah
benih-benih cinta diantara mereka.
4. Amanat
(intention)
Dalam puisi ini amanat
yang disampaikan oleh penyair adalah bahwa jika kita mencintai seseorang harus
berani untuk menyatakaan perasaan kita masing-masing, menerima segala kelebihan
dan kekurangan pasangan kita, dan berusahalah untuk selalu mencitai, dan selalu
ada disisinya sampai hembusan nafas terakhir.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
Stilistika
adalah ilmu gaya bahasa yang digunakan untuk mengkaji suatu makna dalam sebuah
karya sastra, dengan adanya stilistika kita bisa lebih memahami makna yang
sesungguhnya yang terdapat dalam sebuah puisi secara mendetail, mulai dari
struktur bahasa, penggunaan kata hingga mengamati antar hubungan pilihan kata. Adapun ruang lingkup stilistika, yaitu
aspek-aspek bahasa yang ditelaah dalam stilistika meliputi intonasi, bunyi,
kata, dan kalimat sehingga lahirlah gaya intonasi, gaya kata, gaya bunyi, dan
gaya kalimat.
Misalnya,
dalam puisi sajak putih karya Chairil anwar yang dapat dikaji dengan teori
kajian stilistika. Pada dasarnya setiap jenis karya sastra tersebut memiliki
bagian-bagian yang penting dalam setiap unsur dan pembahasannya. Seperti dalam
puisi sajak putih diceritakan bahwa ada dua insan manusia yang saling mencintai
tetepi tidak berani untuk menyampaikan perasaannya masing-masing, tetapi
meskipun begitu mereka tetap berjanji akan saling mencintai selamanya.
Daftar
Pustaka
Eliyanti, Windi. 2011. Pendekatan Stilistika. http://windieliyanti.blogspot.com/.
28 September 2011.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar