Rabu, 03 April 2013

Resensi Drama "4 Gadis Sayuran"



“Empat Gadis Sayuran”

Disebuah desa terdapat satu keluarga petani yang hidupnya cukup sederhana, yaitu keluarga Pak Saman dan Bu Saman. Mereka  tinggal disebuah rumah kecil. Mereka mempunyai empat orang anak gadis yang sangat cantik, masing-masing mempunyai sifat dan mimpi yang berbeda. Anaknya yang pertama yang diberi nama Brokolina, dia sangat egois dan suka memperlakukan adik-adiknya dengan tidak baik. Yang kedua Timunia, gadis yang penyayang, namun sangat pelit. Yang ketiga Tomatina, gadis yang baik hati dan suka mengalah. Dan yang bungsu namanya Kunyita, gadis polos dan apa adanya. Walaupun sifat mereka berbeda, tapi mereka sangat sayang pada kedua orang tuanya.
Pak Saman memberi nama pada anak-anaknya sesuai dengan keadaan panen mereka, makanya nama anak-anaknya diambil dari nama-nama sayuran. Mereka sangat bersyukur mempunyai empat anak gadis yang selalu membantunya bertani. Anak-anaknya bisa tumbuh dewasa dan sangat cantik, hingga banyak pemuda-pemuda yang jatuh hati pada anak-anaknya. Namun yang membuat Pak Saman sedih, sampai saat ini anak-anaknya belum ada yang mau menikah, karena mereka memiliki kriteria pemuda idamannya masing-masing.
Akhirnya pada suatu hari Bu Saman mengusulkan pendapatnya pada Pak Saman untuk mengumpulkan anaknya dan bertanya bagaimana kriteria pemuda idaman anak-anaknya itu, dan setelah itu akan diadakan sayembara dengan syarat-syarat yang akan diajukan anak-anaknya. Karena Bu Saman sudah tidak sabar ingin melihat anak-anaknya menikah dan mempunyai anak. Pak Saman pun menyetujuinya dan segera mengumpulkan anak-anaknya di ruang keluarga untuk menanyakan hal itu. Anak-anaknya pun menjawab dengan jawaban yang masing-masingnya berbeda.
Akhirnya Pak Saman mengumpulkan semua pemuda-pemuda yang ada di daerah sana di lapangan dekat perkebunannya, untuk mengumumkan sayembara yang di adakan untuk siapa saja yang ingin menjadi menantunya. Dan mengumumkan mengenai syarat-syarat yang diajukan anak-anaknya. Para pemuda pun sangat antusias untuk mengikuti sayembara tersebut, walaupun mereka diberi syarat-syarat yang sangat sulit.
Berita Sayembara Pak Saman pun menyebar luas ke beberapa daerah, hingga yang mengikuti sayembara sangat banyak dan datang dari berbagai daerah.
Akhirnya sayembara pun dimulai. Dan dari sekian banyak orang yang terpilih tinggallah enam orang yang tersisa yang datang dari luar desa tersebut, untuk mengikuti babak terakhir. Dan di babak ini peserta sayembara di tantang untuk melukiskan wajah anak-anaknya Pak Saman, hanya dengan mendengarkan setiap suara gadis yang terdengar oleh mereka. Dan bagi siapa yang lukisannya sangat mirip dengan pemilik suara tersebut, maka dia telah berhasil dan berhak untuk menikahinya. Para peserta pun sangat tegang karena dari mereka semua tidak ada satu pun yang tahu bagimana wajah anak-anaknya Pak Saman, mereka hanya tahu bahwa anak-anaknya itu sangat cantik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar