“Empat Gadis
Sayuran”
Disebuah
desa terdapat satu keluarga petani yang hidupnya cukup sederhana, yaitu
keluarga Pak Saman dan Bu Saman. Mereka
tinggal disebuah rumah kecil. Mereka mempunyai empat orang anak gadis
yang sangat cantik, masing-masing mempunyai sifat dan mimpi yang berbeda.
Anaknya yang pertama yang diberi nama Brokolina, dia sangat egois dan suka
memperlakukan adik-adiknya dengan tidak baik. Yang kedua Timunia, gadis yang
penyayang, namun sangat pelit. Yang ketiga Tomatina, gadis yang baik hati dan
suka mengalah. Dan yang bungsu namanya Wortelina, gadis polos dan apa adanya. Walaupun
sifat mereka berbeda, tapi mereka sangat sayang pada kedua orang tuanya.
Pak Saman
memberi nama pada anak-anaknya sesuai dengan keadaan panen mereka, makanya nama
anak-anaknya diambil dari nama-nama sayuran. Mereka sangat bersyukur mempunyai
empat anak gadis yang selalu membantunya bertani. Anak-anaknya bisa tumbuh
dewasa dan sangat cantik, hingga banyak pemuda-pemuda yang jatuh hati pada
anak-anaknya. Namun yang membuat Pak Saman sedih, sampai saat ini anak-anaknya
belum ada yang mau menikah, karena mereka memiliki kriteria pemuda idamannya
masing-masing.
Akhirnya
pada suatu hari Bu Saman mengusulkan pendapatnya pada Pak Saman untuk
mengumpulkan anaknya dan bertanya bagaimana kriteria pemuda idaman anak-anaknya
itu, dan setelah itu akan diadakan sayembara dengan syarat-syarat yang akan
diajukan anak-anaknya. Karena Bu Saman sudah tidak sabar ingin melihat anak-anaknya
menikah dan mempunyai anak. Pak Saman pun menyetujuinya dan segera mengumpulkan
anak-anaknya di ruang keluarga untuk menanyakan hal itu. Anak-anaknya pun
menjawab dengan jawaban yang masing-masingnya berbeda.
Akhirnya Pak
Saman mengumpulkan semua pemuda-pemuda yang ada di daerah sana di lapangan
dekat perkebunannya, untuk mengumumkan sayembara yang di adakan untuk siapa
saja yang ingin menjadi menantunya. Dan mengumumkan mengenai syarat-syarat yang
diajukan anak-anaknya. Para pemuda pun sangat antusias untuk mengikuti
sayembara tersebut, walaupun mereka diberi syarat-syarat yang sangat sulit.
Berita
Sayembara Pak Saman pun menyebar luas ke beberapa daerah, hingga yang mengikuti
sayembara sangat banyak dan datang dari berbagai daerah.
Akhirnya sayembara
pun dimulai. Dan dari sekian banyak orang yang terpilih tinggallah enam orang
yang tersisa yang datang dari luar desa tersebut, untuk mengikuti babak
terakhir. Dan di babak ini peserta sayembara di tantang untuk melukiskan wajah
anak-anaknya Pak Saman, hanya dengan mendengarkan setiap suara gadis yang
terdengar oleh mereka. Dan bagi siapa yang lukisannya sangat mirip dengan
pemilik suara tersebut, maka dia telah berhasil dan berhak untuk menikahinya.
Para peserta pun sangat tegang karena dari mereka semua tidak ada satu pun yang
tahu bagimana wajah anak-anaknya Pak Saman, mereka hanya tahu bahwa
anak-anaknya itu sangat cantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar